Keberadaan setiap jiwa didunia ini bukanlah sesuatu yang tidak direncanakan, setiap jiwa mempunyai alasan untuk hidup, dan alasan untuk mengalami suatu kejadian. Semua kejadian mempunyai arti terkait dengan makna hidup kita. Semua kejadian berhubungan dengan tanggung jawab kita di bumi.
Dunia ini terlalu indah untuk dilewatkan dalam kesedihan, karena itu kubuka telingakulebar-lebar
untuk mendengarkan senandung dunia ini, yang membuatku menghargai setiap degupan jantungku kerena hidup adalah suatu keajaiban.
Karena hidup adalah sebuah cahaya berbagai warna yang mengapung di lautan kematian
karena hidup, muncul dan tenggelam di permukaan laut, tanpa dapat kita kuasai
karena kematian mungkin sebuah titik terjawabnya semua tanyaku, atau titik penghabisanku, ataupun mungkin suatu awal perjalanan panjang dinegeri asing.
Dan karena kematian datang tanpa mengetuk pintu....kuingin tetap tersenyum bila dia datang menjemputku, senyuman terimakasih yang kutujukan padaMU Tuhan, yang telah memberiku kesempatan indah untuk mengenal jiwa - jiwa lain dalam alur kehidupanku.
Inilah jalan kehidupanku. Berdiri antara Barat dan Timur. Bernafas antara udara spiritual ketimuran dan filosofi hidup barat. Yang keduanya membuatku semakin menghargai setiap nafas yang terbentuk.
Tuesday, September 27, 2005
KESEDIHAN
katamu: cuma kesedihan? ah itu hanya mainan kanak
menangis merengek, meminta mainan
Tapi ia adalah cermin yang retak, tubuh yang compang camping
matanya cekung, tubuhnya kurus
katamu: cuma kesedihan? ah itu hanya mainan kanak
menangis, merengek, meminta mainan
Tapi ia adalah mimpi yang tak tergapai, cakrawala berlari dan
tanganku
hu! hampa dan sepi sekali
menangis merengek, meminta mainan
Tapi ia adalah cermin yang retak, tubuh yang compang camping
matanya cekung, tubuhnya kurus
katamu: cuma kesedihan? ah itu hanya mainan kanak
menangis, merengek, meminta mainan
Tapi ia adalah mimpi yang tak tergapai, cakrawala berlari dan
tanganku
hu! hampa dan sepi sekali
Kenangan Yang Tercuri
Ia mencuri kenanganku, katamu
Lengkung langit, pelangi, matahari senja
juga kesedihan?
Ya juga kesedihan, dimana kusimpan cinta, bahagia, juga airmata
ya juga airmata
Ia mencuri kenangan ku
padamu
Lengkung langit, pelangi, matahari senja
juga kesedihan?
Ya juga kesedihan, dimana kusimpan cinta, bahagia, juga airmata
ya juga airmata
Ia mencuri kenangan ku
padamu
MIMPI
Kemudian kau katakan bahwa mimpi adalah
cuaca yang menyelinap ke balik kelambu tidur mu
Mungkin juga ia serupa cermin
( katamu, aku tak ingin berbagi )
atau mungkin juga kabut yang mencium pelupuk
matamu, atau maut?
yang menguntit dirimu
seperti juga cinta
tak pernah kau tahu?
tak pernah kau tahu!
cuaca yang menyelinap ke balik kelambu tidur mu
Mungkin juga ia serupa cermin
( katamu, aku tak ingin berbagi )
atau mungkin juga kabut yang mencium pelupuk
matamu, atau maut?
yang menguntit dirimu
seperti juga cinta
tak pernah kau tahu?
tak pernah kau tahu!
Wahai Ibuku
Wahai Ibu,
Seandainya kutahu harga keringat yang kau curahkan untukku
Tentu tak kan kusia siakan setiap tetes yang membasahi pundak tua mu
Wahai Bundaku
Seandainya kutahu sejarah hidup yang kau lalui dalam kebisuan masa
Akan kucabut kembali semua kata ku ketika marah meradang di sel kepalaku..
Engkau lah Dewi pilihan surga
Yang Dia tempatkan didalam jiwa raga lemah manusia biasa
Yang penuh kasih, penuh tawa, penuh gempita
Walau kutahu, sering kau tidur diatas air matamu
Dengan sahabat karibmu dinding yang membisu
Wahai Ibu.....
Kini bayi yang kau susui puluhan tahun yang lalu telah mengulangi skema hidup seorang wanita
Kadang kurasa nuraniku menggeletar untuk menghadapi semua ini
Kadang ku bertanya dimanakah akhir semua ini...
Bila kau dan aku hanyalah rantai penyambung kehidupan
Lalu siapakah aku?
Wahai Ibunda,
Kini kurasa semua makna petuahmu
yang dulu hanyalah sebuah nyanyian yang tak terjamahkan oleh otak kecilku
kini ku tahu maksud jeritmu
yang dulu bagaikan gelepak sayap neraka didalam telinga kecilku
Wahai Maharani jiwaku
Untuk mu kutuliskan guratan hatiku ini
Agar kau tahu betapa berartinya jiwamu bagiku
Betapa hatiku syahdu dipelukmu
Betapa nuraniku pulas menghirup bau rambutmu
Untuk Ibunda Tercinta
Seandainya kutahu harga keringat yang kau curahkan untukku
Tentu tak kan kusia siakan setiap tetes yang membasahi pundak tua mu
Wahai Bundaku
Seandainya kutahu sejarah hidup yang kau lalui dalam kebisuan masa
Akan kucabut kembali semua kata ku ketika marah meradang di sel kepalaku..
Engkau lah Dewi pilihan surga
Yang Dia tempatkan didalam jiwa raga lemah manusia biasa
Yang penuh kasih, penuh tawa, penuh gempita
Walau kutahu, sering kau tidur diatas air matamu
Dengan sahabat karibmu dinding yang membisu
Wahai Ibu.....
Kini bayi yang kau susui puluhan tahun yang lalu telah mengulangi skema hidup seorang wanita
Kadang kurasa nuraniku menggeletar untuk menghadapi semua ini
Kadang ku bertanya dimanakah akhir semua ini...
Bila kau dan aku hanyalah rantai penyambung kehidupan
Lalu siapakah aku?
Wahai Ibunda,
Kini kurasa semua makna petuahmu
yang dulu hanyalah sebuah nyanyian yang tak terjamahkan oleh otak kecilku
kini ku tahu maksud jeritmu
yang dulu bagaikan gelepak sayap neraka didalam telinga kecilku
Wahai Maharani jiwaku
Untuk mu kutuliskan guratan hatiku ini
Agar kau tahu betapa berartinya jiwamu bagiku
Betapa hatiku syahdu dipelukmu
Betapa nuraniku pulas menghirup bau rambutmu
Untuk Ibunda Tercinta
Subscribe to:
Posts (Atom)