Tuesday, September 27, 2005

Wahai Ibuku

Wahai Ibu,
Seandainya kutahu harga keringat yang kau curahkan untukku
Tentu tak kan kusia siakan setiap tetes yang membasahi pundak tua mu

Wahai Bundaku
Seandainya kutahu sejarah hidup yang kau lalui dalam kebisuan masa
Akan kucabut kembali semua kata ku ketika marah meradang di sel kepalaku..

Engkau lah Dewi pilihan surga
Yang Dia tempatkan didalam jiwa raga lemah manusia biasa
Yang penuh kasih, penuh tawa, penuh gempita
Walau kutahu, sering kau tidur diatas air matamu
Dengan sahabat karibmu dinding yang membisu

Wahai Ibu.....
Kini bayi yang kau susui puluhan tahun yang lalu telah mengulangi skema hidup seorang wanita
Kadang kurasa nuraniku menggeletar untuk menghadapi semua ini
Kadang ku bertanya dimanakah akhir semua ini...
Bila kau dan aku hanyalah rantai penyambung kehidupan
Lalu siapakah aku?

Wahai Ibunda,
Kini kurasa semua makna petuahmu
yang dulu hanyalah sebuah nyanyian yang tak terjamahkan oleh otak kecilku
kini ku tahu maksud jeritmu
yang dulu bagaikan gelepak sayap neraka didalam telinga kecilku

Wahai Maharani jiwaku
Untuk mu kutuliskan guratan hatiku ini
Agar kau tahu betapa berartinya jiwamu bagiku
Betapa hatiku syahdu dipelukmu
Betapa nuraniku pulas menghirup bau rambutmu
Untuk Ibunda Tercinta

No comments: